sorotnasional.com
M.S. Pelu GB
Maluku, Ambon – Di atas tanah yang dilingkari laut biru dan gunung hijau, Maluku bukan sekadar gugusan pulau yang terpisah jarak.
Ia adalah satu tubuh, satu napas, dan satu rasa. Di setiap negeri dan kampung, ada satu semangat yang diwariskan turun-temurun berupa adat pela dan gandong.
Sebuah ikatan yang lebih kuat dari sekadar saudara sedarah, sebuah warisan leluhur yang mengikat kita dalam nilai baku sayang, baku jaga, dan baku dengar.
Jika ada perbedaan yang terjadi hindari suara keras, hindari saling caci terdengar, hindari umpatan tersebar apalagi di media sosial, dan bara dendam perlahan meretakkan rasa.
Kita mulai menganggap luka orang lain bukan urusan kita.
Kita mulai lupa bahwa cubitan di kuku harusnya terasa di daging. Maluku bukan tempat bagi kebencian untuk tumbuh subur.
“Ale rasa beta rasa” bukan sekadar ungkapan, itu adalah roh hidup bersama orang Maluku.
Dalam suka dan duka, para tetua kita mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk saling menyakiti, melainkan kekayaan yang harus dijaga dan dihargai.
Pela gandong bukan sekadar ritual, melainkan roh pengikat kehidupan yang tak lekang dimakan waktu.
Di negeri-negeri adat, saat dua pihak berselisih, para tetua duduk bersama di bawah atap baileo. Mereka bicara dari hati ke hati, bukan dengan emosi.
Mereka mengembalikan hubungan yang retak dengan air mata dan pelukan, bukan dengan amarah dan senjata.
Semangat ini semangat untuk kembali duduk bersama, saling memaafkan, dan merajut kembali persaudaraan harus kita hidupkan kembali.
Maluku tidak akan besar karena kekayaan alamnya semata, mari baku peduli saling baku lia, baku keku, baku kele, kalesang diri, kalesang negri.
Maluku akan kuat jika anak-anaknya memilih baku dengar daripada baku lawan, baku jaga daripada baku hina, dan baku sayang daripada baku caci.
Di mana pun kita berada kita tetap satu darah, satu rumpun, dan satu tanah, satu kesatuan di tanah Maluku tercinta.
Mari kita rawat dan jaga kebersamaan sebagai warisan leluhur. Mari kita peluk kembali semangat pela dan gandong.
Jangan biarkan perbedaan membuat kita saling membenci, karena kita adalah satu rasa sebagai orang Maluku.